FAJAR.CO.ID -- Masih ingat film Prince of Persia? Salah satu tokoh antagonis dalam film itu adalah Nizham, paman dari si tokoh utama (Pangeran Dastan).
Kenapa tokoh antagonisnya harus bernama Nizham sih? Apakah ini salah satu cara Hollywood dalam mendestruksi citra tokoh-tokoh Islam?
Masih ingat juga kan tokoh antagonis dalam The Pirates of Carribean, yakni Barbarossa? Dalam literatur sejarah islam, Barbarossa justru dikenal sebagai penguasa lautan dari Daulah Turki Utsmani.
Terus Nizham di Prince of Persia ini gimana?
Dosen sejarah peradaban Islam di Sekolah Tinggi Ilmu Adab dan Budaya Islam (STIABI) Riyadul Ulum Bandung, Deden Gumilang, mengungkapkan, dalam literatur Islam, ada seorang perdana menteri yang bijaksana. Hidup ketika Daulah Abbasiyah berada dalam rule Bani Saljuk. Namanya Abu Ali Hasan bin Ali Ath Thusi. Sejarah mengenalnya dengan nama Nizham Al Mulk. Dia berasal dari Thusi, sebuah wilayah di Persia.
"Di antara kontribusi besarnya adalah mendirikan universitas Nizhamiyah di Baghdad, di mana Imam Al Ghazali pernah menjadi salah satu rektornya," kata alumni program Pascasarjana jurusan sejarah dan kebudayaan Islam, UIN Sunan Gunung Djati ini.
Nizham Al Mulk, lanjut Ketua FLP Jawa Barat ini, juga berperan besar dalam melakukan perlawanan terhadap aksi Syi'ahisasi yang dilakukan oleh Daulah Fatimiyah aka Ubaidillah di Kairo dengan cara menjadikan Mazhab Syafi'i sebagai pedoman fikih yang digunakan di Universitas Nizhamiyah.
Nizham Al Mulk juga berpengaruh besar terhadap perluasan wilayah Bani Saljuk di Eropa bersama Sultan Alp Arslan, salah satunya dalam kemenangan di Manzikert atas Romawi Timur.