Spiral Kekerasan dan Disrupsi Pendidikan

  • Bagikan
Ilustrasi. (int)

Kepedulian Orang Tua

Jika sekolah tak lagi bisa diharap, kepada siapa kita berpaling? Sebenarnya, peristiwa pemukulan terhadap guru yang dilakukan orang tua siswa, bisa pula dilihat sebagai bentuk kepedulian orang tua terhadap proses pendidikan yang terjadi di sekolah. Inilah interupsi yang dilakukan orang tua, terhadap gaya mendidik di sekolah.

Sayangnya, ekspresi kepedulian itu justru melanggengkan tradisi kekerasan yang seharusnya diputuskan. Pada titik inilah, menyiapkan orang tua dalam mengemban tanggungjawab mendidik anak, perlu menjadi perhatian khusus.

Orang tua tidak bisa lagi sekadar mengambil peran figuran dalam Pendidikan anak. Saat Anies Baswedan jadi Mendikbud, dulu ada gagasan pembentukan Direktorat Pendidikan Keorangtuaan. Tentu pendekatan struktural-birokratis tidak bisa sepenuhnya diandalkan. Namun setidaknya Anies telah menegaskan, peran orang tua sangat penting..

Pandemi COVID-19 membuat mandat mendidik anak dikembalikan ke orang tua. Namun karena dilakukan secara tiba-tiba, banyak orang tua yang tak siap. Oleh karena itu, Kemdikbud tidak boleh lagi hanya fokus melatih guru, melainkan juga melatih para orang tua agar lebih adaptif dalam mendidik anak. Perguruan Tinggi, khususnya yang mendidik calon guru, perlu pula melakukan pengabdian masyarakat dengan menyiapkan para orang tua.

Apakah dengan melibatkan orang tua persoalan menjadi selesai? Belum tentu. Bahkan mungkin hanya menggeser spiral kekerasan dari sekolah ke rumah, sebagaimana yang kadang terjadi selama anak belajar dari rumah selama masa pandemi COVID-19.

  • Bagikan

Exit mobile version