FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan senantiasa melakukan berbagai langkah dalam penyelamatan lingkungan, mulai dari pencegahan, pelestarian dan pengembalian kondisi.
Hal itu melibatkan sinergi atas lintas instansi, seperti Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang serta Dinas Kehutanan dan Dinas Lingkungan Hidup.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Sulsel Andi Hasbi menyampaikan bahwa perubahan iklim pengaruhnya bukan hanya satu lokasi, namun secara global.
"Perlu dipahami bahwa rusaknya lapisan ozon di atmosfir itu akibat pelepasan zat refrigerant (CFC dan sejenisnya) yang bila bertemu dengan ozon akan terjadi reaksi berantai yang menyebabkan hilangnya lapisan ozon (O3), tetapi bukan karena Karbondioksida yg dihasilkan dari proses pemanfaatan energi fosil, respirasi, pembusukan, dll,” ungkap Hasbi.
Menyikapi hal ini, Pemprov Sulsel telah berkomitmen melakukan berbagai upaya salah satunya penurunan efek rumah kaca.
"Karbondioksida itu hanya akan menumpuk di atmosfir kita dan inilah yang menyebabkan terjadinya efek rumah kaca, dimana panas yang dari luar bumi tidak dapat terpantul keluar bumi tapi kembali terpantul ke bumi sehingga lambat laun bila tidak ada pengurangan CO2 di atmosfir tetapi justru penambahan, akan menyebabkan suhu terus akan meningkat dan ini yang selalu dinegosiasikan dalam pertemuan antar seluruh negara dalam COP UNFCC setiap tahun untuk bagaimana semua negara ikut andil dalam penurunan pemanasan global. Indonesia dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan pada khususnya tentu berkomitmen dalam penurunan emisi gas rumah kaca," jelasnya.