Diinvasi Rusia, Dubes Ukraina: Tidak Ada Ampunan bagi Penjahat Perang, Mereka Pergi ke Neraka

  • Bagikan
Tank Rusia bergerak setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengizinkan operasi militer di Ukraina timur, di Mariupol, Kamis (24/2) (Carlos Barria/Reuters)

FAJAR.CO.ID, WINA -- Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) merespons serangan yang dilakukan Rusia di Ukraina. Rusia telah memulai invasi dengan menembakkan rudal dan mendaratkan pasukannya ke garis pantai Ukraina.

Ledakan rudal tersebut terdengar di dekat bandar udara utama Ibu Kota Ukraina, Kyiv pada Kamis (24/2) pagi waktu setempat.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengutuk serangan itu dan meminta Presiden Rusia Vladimir Putin menarik kembali pasukannya.

"Atas nama kemanusiaan, jangan biarkan perang dimulai di Eropa yang bisa menjadi perang terburuk sejak awal abad ini," kata Guterres, dikutip dari Al Jazeera, Kamis (24/2).

Duta Besar Rusia untuk PBB Vasily Nebenza mengatakan negaranya memang sedang melancarkan operasi khusus. Namun, lanjut dia, operasi militer ini bukan bertujuan untuk memantik perang dunia ketiga.

"Tujuan operasi ini adalah untuk melindungi orang-orang yang selama delapan tahun mengalami genosida di rezim Ukraina," ujar Nebenzya.

Dia mengeklaim tindakan sesuai dengan Piagam PBB Pasal 51. Pada kesempatan yang sama, Duta Besar Ukraina untuk PBB Sergiy Kyslytsya menegaskan bahwa Vladimir Putin telah menyatakan perang dengan Ukraina.
"Tidak ada ampunan bagi penjahat perang, Tuan Duta Besar. Mereka pergi ke neraka," tegas Kyslytsya.

Di sisi lain, Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) mengadakan pertemuan darurat untuk membahas serangan tersebut.

Putin mengatakan pihaknya menuntut NATO untuk menghentikan semua aktivitas militer di Eropa Timur, termasuk di Ukraina. Rusia juga meminta NATO untuk tidak pernah menerima Ukraina dan negara-negara bekas Soviet lainnya sebagai anggota. (jpnn/fajar)

  • Bagikan

Exit mobile version