FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Saat ini, Indonesia sudah darurat narkotika, psikotropika, dan obat terlarang, atau Narkoba. Tak tanggung tanggung, angka prevalensi penggunannya sudah mencapai lebih 1,80 persen, atau lebih 4,9 juta orang.
Upaya pencegahan, peredaran, dan penyalahgunaan barang haram ini terus digemakan di seluruh Indonesia. Salah satunya oleh Gerakan Nasional Anti Narkoba (GANAS ANNAR) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Selatan.
Meski ruang gerak dan aktivitas relatif terbatas di tengah penarapan Protokol Kesehatan, GANAS ANNAR MUI Sulawesi Selatan bersama elemen masyarakat lainnya, memastikan terus berupaya menekan angka peredaran dan penyalahgunaan Narkoba.
Pernyataan ‘perang’ disuarakan, sekaligus menjadi amunisi, bagi upaya penanggulangan penyalahgunaannya di provinsi berpenduduk lebih 7 juta jiwa ini.
Ketua GANAS ANNAR MUI Sulsel, Dr.H.Waspada Santing, M.Sos.I., M.H.I mengemukakan, upaya diimplementasikan melalui berbagai cara, hingga mengharapkan hukuman setimpal. Tujuannya adalah, menyelamatkan anak bangsa.
Di sisi lain, demikian akademisi yang juga mantan wartawan salah satu harian di Makassar ini, perang terhadap Narkoba tersebut mendapat tanggapan positif dan dukungan dari berbagai kalangan, termasuk kalangan lembaga pendidikan.
“GANAS ANNAR, bukan saja berkeinginan menurunkan angka pengguna Narkoba, di Sulawesi Selatan, namun sekaligus memberantas penyalahgunaannya hingga ke akar akarnya. Untuk itu, perlu sinergitas seluruh komponen, bersama stakeholder, berkolaborasi untuk mengkampanyekan gerakan ‘war on drugs’, atau perang terhadap Narkoba sejak dini. Dan, salah satunya, dengan melibatkan kampus Universitas Mega Rezky,” tutur pria Bugis, kelahiran Mandatte, Enrekang, 1963 ini, di sela sela kunjungannya di kampus Mega Rezky, Rabu, 22 Pebruari 2022.