FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Bank Indonesia (BI) memfasilitas perluasan akses pasar UMKM. Tidak hanya domestik. Pasar internasional pun harus bisa ditembus.
Dalam hal ekspor, BI menerapkan pull and push strategy. Push strategy dilakukan melalui kurasi, fasilitasi peningkatan kapasitas, dan pendampingan UMKM. Tujuannya, agar UMKM mampu memenuhi kuantitas, kualitas, dan kontinuitas produk, termasuk pemenuhan standarisasi dan sertifikasi ekspor.
Sementara pull strategy dilakukan dengan mendorong keikutsertaan UMKM pada berbagai promosi perdagangan dan pameran di luar negeri, serta fasilitasi temu bisnis dengan pembeli potensial.
“Sepanjang 2021, BI telah memfasilitasi 364 UMKM komoditas kopi, makanan olahan, kain/pakaian jadi, dan kerajinan dalam 37 event promosi perdagangan internasional di negara-negara tujuan ekspor yang berada di Asia, Australia, Eropa, Amerika, dan Timur Tengah,” jelas Gubernur BI Perry Warjiyo dalam opening ceremony Gernas BBI BWI 2022 secara virtual, Kamis, 24 Februari.
Selain itu, pihaknya juga gencar mendorong pelaku UMKM untuk masif ke ranah digital. Sejauh ini, jumlah UMKM di Indonesia memiliki peran vital dalam menyerap tenaga kerja. Persentasenya mencapai 97 persen, banyaknya unit usaha 99,99 persen, serta kontribusi terhadap PDB sebesar 61,07 persen.
“BI konsisten melaksanakan program pengembangan UMKM melalui tiga pilar kebijakan, yaitu korporatisasi, peningkatan kapasitas, dan pembiayaan, guna mewujudkan UMKM yang produktif, inovatif, dan adaptif,” sebut Perry.