Tidak Pernah Ada Pembandingan Suara Adzan dengan Gonggongan Anjing

  • Bagikan
Dr. H. KaswadSartono, M.Ag

Menag Tidak Pernah Membandingkan

Diberitakan Gus Yaqut menyebutkan bahwa tanpa adanya pengaturan soal kebisingan suara dari pelantang masjid bias mengganggu orang lain. “Kita bayangkan, saya muslim, saya hidup di lingkungan non muslim, kemudian rumah ibadah mereka membunyikan toa sehari lima kali dengan keras secara bersamaan, itu rasanya bagaimana?” ucapYaqut di Pekanbaru, Riau (Rabu, 23/2/2022). Sang Ketum GP Ansor itu selanjutnya memberikan contoh lainnya, yakni gonggongan anjing. Orang bias terganggu jika banyak anjing yang menggonggong di waktu bersamaan.

“Contohnya lagi, misalkan tetangga kita, kiri kanan depan belakang pelihara anjing semua, misalnya, menggonggong di waktu yang bersamaan, kita terganggu tidak? Artinya semua suara-suara harus kita atur agar tidak menjadi gangguan,” tutur Gus Yaqut.

Polemik dan kontoversi atas pernyataan Menteri Agama tersebut,  yang kemudian “ditafsirkan” beberapa pihak sebagai “pembandingan antara suara adzan dengan suara gonggongan anjing” adalah tafsiran yang terlalu jauh dan di luar nalar sehat saya. Tidaklah mungkin seorang Menteri Agama Republik Indonesia membandingkan dua hal yang tidak mungkin dibandingkan. Suara adzan adalah panggilan suci yang berisi kalimat takbir, kalimat tauhid dan panggilan shalat serta ajakan untuk memperoleh kemenangan dunia akhirat; Sedangkan suara gonggongan anjing adalah suara binatang yang tidak ada manusia biasa yang mengetahui maksud dan tujuannya. Hanya Tuhan dan sesame komunitas anjing saja yang mengetahuinya.

  • Bagikan

Exit mobile version