“Ketimbang Pemilu dan Pilkada, investor justru lebih kuatir dengan Invasi Rusia ke Ukraina dan perang dagang AS versus China. Ditambah lagi dinamika ekonomi global akibat transisi ekonomi digital dan ekonomi fosil ke energi terbarukan. Hal-hal itu justru yang mengkuatirkan karena menimbulkan ketidakpastian global,” ujar Nurdin Halid.
Sukses Ganda dan Harapan Baru
Nurdin Halid menegaskan, pesta demokrasi Pileg, Pilpres, dan Pilkada serentak 2024 justru akan menjanjikan harapan baru bagi bangsa Indonesia. Harapan akan lahirnya para wakil rakyat yang lebih amanah di semua tingkatan, 514 pemimpin daerah kabupaten/kota, dan 34 gubernur, serta nahkoda Indonesia yang baru yang akan melanjutkan, memperkuat, dan memperhebat berbagai pencapaian yang diwariskan oleh Presiden Jokowi selama 10 tahun.
Nurdin Halid justru memunculkan wacana agar segenap kekuatan politik dan kekuatan rakyat atau masyarakat sipil fokus kepada calon nahkota Indonesia pasca Jokowi. Ketimbang berpikir mundur soal penundaan pemilu, atau perpanjangan masa jabatan presiden dengan mengamandemen UUD 1945, Nurdin Halid mengajak segenap komponen bangsa, khususnya elit bangsa ini, untuk berpikir jernih dan bekerja keras menemukan dan menetapkan calon-calon nahkoda baru yang dibutuhkan Indonesia 5-10 tahun ke depan.
“Sosok pemimpin nasional yang memiliki visi besar sekaligus eksekutor ulung. Itu kekuatan Jokowi. Punya visi besar, punya strategi besar, tetapi juga punya integritas tinggi serta kemampuan dan keberanian mengeksekusi. Tidak ada gunanya punya visi besar dan strategi hebat, tetapi tidak berani dan tidak mampu mengeksekusi. Bangsa ini butuh pemimpin baru yang mampu mengawal, mempercepat, dan memperhebat kemajuan Indonesia yang sudah diletakkan oleh Presien Jokowi dan presiden-presiden sebelumnya,” kata Nurdin.