FAJAR.CO.ID, KIEV -- Kebakaran di pembangkit nuklir Ukraina diyakini aman dari radiasi. Namun, Ukraina mulai melaporkan korban jiwa akibat kejadian itu. Pembangkit Nuklir Zaporizhzhia diserang Rusia dengan tembakan hingga terbakar pada Jumat dini hari (4/3).
“Beberapa orang tewas atau terluka dalam kebakaran yang terjadi akibat penembakan Rusia terhadap pembangkit listrik tenaga nuklir Ukraina,” kata Kementerian Luar Negeri Ukraina seperti dilansir dari BBC, Jumat (4/3). “Karyawan memantau pabrik Zaporizhzhia untuk memastikan beroperasi dengan aman dan tingkat radiasi saat ini normal,” kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan di Facebook.
Namun tak dijelaskan jumlah pasti secara rinci berapa korban tewas. Akan tetapi jika proses pendinginan bahan bakar nuklir di dalam unit tenaga terganggu, bisa terjadi kerusakan radioaktif skala besar. Menurut Kemenlu Ukraina ribuan orang termasuk warga sipil yang saat ini tidak dapat mengevakuasi daerah dekat pabrik karena penembakan dan pertempuran itu,” kata pernyataan itu.
Sejalan dengan reaksi dari presiden Ukraina, kementerian mengatakan bencana nuklir di Zaporizhzhia bisa lebih buruk daripada kecelakaan sebelumnya di pembangkit nuklir, seperti di Chernobyl dan Fukushima. “Rusia secara sadar melakukan serangan bersenjata di lokasi tenaga nuklir, tindakan yang melanggar semua perjanjian internasional di dalam IAEA (Badan Energi Atom Internasional),” tambah pernyataan Kemenlu Ukraina.
Pengawas nuklir PBB, Badan Energi Atom Internasional, mengatakan bahwa tidak ada sistem keselamatan di pabrik yang terpengaruh, dan tidak ada pelepasan bahan radioaktif. Namun para ahli nuklir mengatakan serangan itu menciptakan situasi yang sangat berisiko.