FAJAR.CO.ID, JAMBI -- Tanwir II Pemuda Muhammadiyah yang berlangsung di Jambi mulai tanggal 4 hingga 6 Maret 2022, mengusung tema "Pemuda Negarawan".
Ketua Bidang Politik Kebangsaan Pemuda Muhammadiyah Sulsel, Ahmad, mengungkapkan, tema yang diangkat cukup menarik di tengah kegersangan rasa kebangsaan, hampir jarang lagi ditemukan sosok yang dapat dijadikan teladan dalam berbangsa dan bernegara.
Kegelisahan Pemuda Muhammadiyah dalam menjaga keutuhan berbangsa dan bernegara adalah hal yang wajar. Boleh jadi kondisi ke-Indonesiaan sedang diuji atas dasar kemajemukan, yang kian hari terus mengarah pada retaknya keutuhan Bangsa.
Politik Kekuasan seolah tidak menjadi penawar dalam menyelesaikan problematika sosial, gestur rezim seakan ingin menjadi juru selamat, tapi malah jauh dari harapan rakyat. Anak bangsa diperhadapkan pada kegagapan dalam "berkuasa" serta mengkomunikasikan kepentingan publik, yang muncul malah keakuan kelompok masing-masing.
Menjadi Pemuda Negarawan tidaklah mudah, apalagi kalau tidak bisa selesai dengan dirinya sendiri dalam urusan "remeh temeh" istilah Fajlurrahman Jurdi". Dia menambahkan, Pemuda cenderung mencari, berburu dan masih besar urusan duniawinya. Pemuda masih merumuskan tentang masa depannya, karena itu, ia bisa cenderung pragmatis. Sementara Negarawan sudah selesai dengan urusan remeh-temeh masa depan itu.
"Saya kira apa yang disampaikan oleh kanda Fajlur sapaan akrabnya, betul apa adanya. Tapi bagi Pemuda Muhammadiyah, menjadi negarawan itu adalah proses panjang yang harus ditempah dalam dinamika kebangsaan dan tidak instan. Prosesnya panjang dan harus melepas sekat, kelompok, etnis, ras dan agama dalam menatap Keindonesiaan," kata Ahmad.