FAJAR.CO.ID, BANTAENG -- BPS juga menyebut angka gini ratio di Kabupaten Bantaeng menurun tipis dari 0,344 pada 2020 menjadi 0,332 pada 2021. Gini Ratio merupakan indikator yang menunjukkan tingkat ketimpangan pengeluaran secara menyeluruh.
Kepala BPS Bantaeng, Abdul Salam mengatakan, data gini ratio ini diambil dari kemampuan konsumsi masyarakat Bantaeng. Dia menyebut, ada indikasi bahwa masyarakat Bantaeng memilih lebih berhemat selama masa Pandemi Covid-19 ini.
"Ini indikasinya bukan pada ketidakmampuan membeli, melainkan lebih pada upaya menghemat di masa pandemi Covid-19 ini," jelas dia.
Bupati Bantaeng, DR Ilham Azikin mengatakan, kunjungannya ke BPS ini adalah salah satu upaya membangun ruang-ruang diskusi untuk menentukan kebijakan pemerintah daerah. Dia berharap, data-data ini bisa menjadi acuan untuk mengambil kebijakan daerah.
"Kehadiran BPS ini adalah sebuah badan yang vital. Menurut kami, data BPS ini adalah acuan bagi kami untuk melakukan tindakan dan kebijakan daerah," jelas dia.
Dia menambahkan, pada 2019, Bantaeng sempat menyentuh angka laju pertumbuhan ekonomi sebesar 10,75 persen. Tetapi, angka ini ambruk akibat Pandemi Covid-19, sehingga pada 2020 laju pertumbuhan ekonomi Bantaeng turun ke angka 0,52 persen.
"Ini awal Covid-19 kami sempat terpuruk. Tetapi kita tetap terkontraksi positif. Hanya empat daerah yang positif," jelas dia.
Ilham Azikin menambahkan, dari data itu menandakan jika Bantaeng sangat kokoh meski diterpa Covid-19 gelombang kedua dengan varian delta. Saat semua daerah terpuruk, laju pertumbuhan ekonomi Bantaeng meningkat tajam mencapai 8,86 persen.