FAJAR.CO.ID, JAKARTA - Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu’ti meminta ada investigasi mendalam, terkait penembakan dokter Sunardi saat hendak ditangkap Densus 88 Antireror Mabes Polri, dengan alasan ada perlawanan.
Abdul Mu'ti menganggap, tindakan pasukan khusus anti-teror itu sewenang-wenang dalam pemakaian senjata untuk memberantas pelaku tindak pidana terorisme di Indonesia.
Selain itu pula, meski dokter Sunardi bukanlah kader Muhammadiyah, namun yang jelas tindakan Densus 88 dia anggap harus ada investigasi.
"Soal dokter Sunardi. Almarhum dan keluarganya bukan warga Muhammadiyah," cuit Abdul Mu'ti di Twitternya, Sabtu (12/3/2022).
"Meskipun demikian, tindakan Densus 88 yang menembak yang bersangkutan dengan alasan melawan perlu ada investigasi dari pihak berwenang. Hukum harus ditegakkan bagi siapa saja," sambung dia dalam cuitannya dikutip Fajar.co.id.
Sebelumnya, salah seorang yang mengaku kerabat dari terduga teroris, dr. Sunardi yang ditembak mati Densus 88 tak percaya almarhum melakukan perlawanan. Hal itu diungkapkan Wadda Umar melalui akun facebooknya, Kamis, (10/3/2022).
Wadda Umar mengaku sempat bersamaan almarhum tahun 2009 saat jadi relawan gempa Padang.
“Sungguh luar biasa beliau, sederhana, santun, dan dedikasinya untuk kemanusiaan luar biasa. Saya banyak belajar tentang pengorbanan dan pelayanan dari beliau,” tulisnya.
Dia menyebut setiap ada bencana, almarhum mngirimkan relawan ke tempat bencana dalam misi kemanusiaan mengobati yang sakit tanpa memandang suku, bangsa dan agama.