Empat Inovasi Luwu Utara Sukses Lewati Tahapan Presentasi KIPP Sulsel

  • Bagikan
IST

Ia menyebutkan, tujuan inovasi ini untuk meningkatkan berat badan bayi yang lahir dengan BBLR agar tidak mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan. “Keunikan inovasi ini adalah melalui sentuhan pijatan yang dapat memberikan dampak positif terhadap kenaikan berat badan bayi,” paparnya.

Apa yang dipaparkan Nisma, mendapat respon yang baik dari seluruh panelis. Kendati demikian, ia juga mendapatkan saran dan masukan agar inovasi dapat berjalan lebih baik lagi. Lukman Samboteng misalnya. Dosen Politeknik STIA LAN Makassar ini menyarakan agar inovasi perlu lebih disempurnakan lagi.

Misalnya menambahkan intervensi selain pijatan. Salah satunya, sebut dia, pemberian makanan dan susu. “Yakinkan saya bahwa dengan pijat, berat badan bayi bisa naik. Nah, saya sarankan, masukkan juga pemberian makanan bergizi dan susu sebagai satu kesatuan dari meningkatnya berat badan bayi untuk mencegah stunting,” saran dia.

Sementara itu, inovator Kedai Bumil, Juinar, juga tampil meyakinkan. Tak kalah dengan Nisma, Juinar juga mampu memukau panelis dengan paparan inovasinya tersebut. “Kedai Bumil ini adalah akronim dari Kelas Edukasi Ibu Hamil yang sudah kami terapkan sejak 2018 lalu,” kata Juinar mengawali pemaparannya.

Menurut Juinar, inovasi ini digagas karena adanya keinginan ibu hamil untuk melahirkan secara normal setelah pada persalinan sebelumnya melahirkan secara sesar. Yang menarik, rupanya inovasi ini mampu mengefisienkan anggaran BPJS ratusan juta. “Inovasi ini juga dapat dengan mudah diterapkan di tempat lain karena tidak membutuhkan perlakukan khusus, tapi ada beberapa hal yang harus ditanamkan pada ibu hamil,” jelasnya.

  • Bagikan

Exit mobile version