Rusia mengajukan naskah tersebut setelah Prancis dan Meksiko menarik rancangan resolusi versi mereka untuk Dewan Keamanan tentang situasi kemanusiaan Ukraina karena mereka mengatakan rancangan itu akan diveto oleh Moskow. Mereka malah berencana untuk memasukkan rancangan itu ke pemungutan suara di Majelis Umum, yang beranggotakan 193 negara. Di Majelis Umum PBB, tidak ada negara yang memiliki hak veto (hak membatalkan).
“Kami mengatakan sejak awal bahwa kami akan siap untuk mengadopsi resolusi kemanusiaan mengenai situasi di Ukraina, asalkan ini bukan selubung untuk menyalahkan dan mempermalukan Rusia lagi,” kata utusan Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia.
Resolusi Dewan Keamanan yang dirancang Rusia menuntut agar warga sipil, termasuk personel kemanusiaan dan orang-orang dalam situasi rentan, termasuk perempuan dan anak-anak dilindungi sepenuhnya. Rancangan resolusi itu juga menyerukan akses bantuan yang aman dan tanpa hambatan, juga agar orang-orang bisa pergi keluar dari Ukraina dengan aman.
Ukraina dan negara-negara Barat sekutunya menuduh Moskow menyerang warga sipil tanpa pandang bulu. Sudah ribuan orang tewas selama invasi Rusia, yang dimulai pada 24 Februari, dan jutaan orang mengungsi.
Rusia menyebut aksi militernya di Ukraina sebagai operasi khusus. Rusia menyangkal menyerang warga sipil, dan mengatakan serangan udara, darat, dan laut dimaksudkan untuk menghancurkan infrastruktur militer Ukraina. (jpg/fajar)