"Yang bisa menopang kehidupan ini adalah pertanian. Kalau begitu sudah cocok yang ditandatangani pada hari ini. Buat sebanyak - sebanyak Pak Bupati. Ini saatnya kita menghidupi seluruh Indonesia dan bisa membuat ruang ekspor. Jagungmu pasti dibutuhkan dunia, kedelaimu dibutuhkan dunia dan semua ini bisa ditanam di Kabupaten Gowa," ungkapnya.
Olehnya itu, Syahrul Yasin Limpo yang juga mantan Bupati Gowa dua periode ini berharap program Integrated Farm bisa berjalan dengan cepat dan lancar, sehingga Kabupaten Gowa bisa berkontribusi dalam meningkatkan ketahanan pangan nasional.
"Apa yang kita lakukan hari tidak hanya kumpul pakai topi merah. Tapi mengatakan dari Gowalah kita mau membela kepentingan bangsa dan negeria Indonesia melalui pertanian yang Pak Bupati, Pak Wakil Bupati dan seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Gowa dan masyarakat Gowa harus bisa menjadi contoh bagi Kabupaten lain mempersiapkan ini," tandasnya.
Pemandangan MoU ini turut disaksikan oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Republik Indonesia, Muhadjir Effendy, jajaran Forkopimda Sulsel, Wakil Bupati Gowa, Abd Rauf Malaganni, Forkopimda Kabupaten Gowa, Sekretaris Daerah Sekda Kabupaten Gowa, Kamsina dan para pemangku adat kerajaan Gowa.
Penandatangan kerjasama ini merupakan bagian dari rangkaian Peresmian Revitalisasi Kawasan Museum Balla Lompoa dan Istana Tamalate. Pada kesempatan ini juga dilakukan pemberian gelar nama adat kepada Menteri PMK, Muhadjir Effendy dan dilakukan pembagian bingkisan kepada masyarakat kurang mampu dan anak yatim. (*/fnn)