Selain itu solusi QlueIvy yang berbasis smart living ini dikembangkan untuk mendorong masyarakat untuk merawat tanaman sehingga lingkungannya menjadi lebih hijau dan sehat. Cara kerjanya adalah dengan menghubungkan sensor deteksi dengan sumber air sehingga memungkinkan pengairan secara otomatis saat tingkat kelembaban tanah berada dalam tahap membutuhkan suplai air.
“Qlue Hackathon 2022 ini berangkat dari pemikiran kami yang muncul dalam beberapa waktu terakhir. Baik QlueVosys maupun QlueIvy ini pastinya memerlukan pengembangan lebih lanjut menjadi purwarupa untuk kemudian bisa diproduksi secara massal, tapi potensinya sangat menarik. Dan ini tentu merupakan bagian dari komitmen perusahaan untuk terus memberikan stimulus inovasi demi mengembangkan teknologi solusi berkelanjutan yang sesuai kebutuhan pasar, serta mendorong terciptanya Indonesia Smart Nation,” kata Andre.
Pengembangan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) di Indonesia sendiri memiliki potensi kontribusi yang besar terhadap perekonomian Indonesia. Berdasarkan riset yang dilakukan oleh firma di Amerika Serikat, Kearney, AI diprediksi menyumbang hingga US$ 366 miliar atau setara Rp 5.200 triliun pada 2030 mendatang. (rls)