Peringati Hari TBC Sedunia, Kemenkes Adakan Pertemuan Health Working

  • Bagikan

Respons epidemi, membutuhkan peningkatan pendanaan untuk memperkuat perawatan dan pencegahan TBC & mendukung penelitian dan pengembangan untuk mencapai SDGs.

Ketua Yayasan Stop TB Partnership, dr. Nurul H.W. Luntungan, MPH mengatakan TBC terus menjadi salah satu pembunuh menular terkemuka di dunia. Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan, bahwa 10 juta orang jatuh sakit dengan penyakit ini dan 1,5 juta meninggal.

Sebab kata dr Nurul, karenanya pada tahun 2020, lebih banyak dari kematian gabungan HIV dan Malaria. Situasi ini semakin sulit dengan kenyataan pandemi Covid-19, telah membalikkan kemajuan global selama bertahun-tahun dalam mengatasi TBC.

"Jika kepemimpinan G20 tidak bertindak sekarang untuk mengakhiri TBC, maka pada tahun 2030, lebih dari 31 juta orang akan terus meninggal setiap tahun," ucapnya.

Tentunya kara dr Nurul, ini menyebabkan kerugian ekonomi global sebesar 18.5 triliun dollar AS diantara 2020-2050.

Selama 2 hari nanti, side event tentang TBC ini akan melibatkan berbagai pakar dan pemateri di sektor Kesehatan Global, Swasta, dan Ekonomi.

Selain itu, Kementerian Kesehatan RI juga akan mengadakan rangkaian kegiatan Hari TBC Sedunia di Yogyakarta yaitu Kick Off Active Case Finding sebagai salah satu upaya inovasi penemuan kasus TBC secara massal yang menargetkan pada masyarakat umum dengan skrining menggunakan mobile x-ray.

Kick-off ini menjadi awal mula penemuan kasus aktif dan edukasi TBC pada kontak serumah dengan pemeriksaan rontgen dada yang akan dilaksanakan di 26 Kab/Kota di Indonesia pada tahun 2022.(wis)

  • Bagikan

Exit mobile version