Tahapan Verlap di Luwu Utara Berakhir, Empat Inovasi Tuai Pujian

  • Bagikan
IST

“Dengan pemijatan ini, refleks isap bayi itu lebih meningkat, dan tidurnya pun lebih nyenyak. Tidak lupa juga kami berikan penambahan nutrisi kepada bayi-bayi tersebut,” jelas Nisma, yang juga Kepala Puskesmas Tanalili ini.

Tim Penilai Ahmar Djalil rupanya tertarik dengan apa yang dijelaskan inovator Kejar Stunting. Ia pun ingin pembuktian bahwa dengan pemijatan, bayi-bayi akan lebih baik pertumbuhannya dan lebih baik dalam perkembangannya, terutama pascapijatan oleh bidan.

Ahmar bersama Tim Penilai lainnya, Lukman, meninjau proses pemijatan bayi yang letaknya di lantai dua Puskesmas Tanalili. Tak dinyana, kedua tim penilai ini terkesima melihat proses pemijatan yang dilakukan para bidan, utamanya bayi-bayi yang selesai dipijat.

“Kita lihat, bayi-bayi yang dipijat ini terlihat sangat menikmati. Tenang sekali. Ada yang sudah tertidur pulas setelah dipijat,” ucap Ahmar sambil mengambil gambar para bayi yang sedang dipijat.

Lain lagi apa yang disampaikan Lukman. Dia lebih fokus pada refleks isap bayi. “Saya sangat tertarik melihat gerak refleks isap bayi. Terbukti, dengan pijatan, bayi-bayi terlihat lebih segar dan tentunya sangat menikmati,” kata Lukman.

Inovasi terakhir yang diverlap adalah Kedai Bumil, di tempat yang sama, Puskesmas Tanalili. Inovasi Kedai Bumil, Juinar, kembali menegaskan bahwa inovasinya mampu memberikan manfaat terhadap ibu hamil yang ingin persalinan normal, setelah pada persalinan sebelumnya melahirkan secara sesar.

Salah seorang penerima manfaat memberikan testimoni yang sangat meyakinkan. Dalam testimoninya, ia mengaku melahirkan normal setelah pada proses persalinan sebelumnya, ia melahirkan sesar dua kali. “Alhamdulillah, anak ketiga saya lahir normal setelah mengikuti inovasi Kedai Bumil, dengan berat 4,1 kg,” ungkap dia. (*/fnn)

  • Bagikan