FAJAR.CO.ID, MAKASSAR – Makassar Metaverse (Makaverse) menjadi program pemerintah kota Makassar yang akan diterapkan di sejumlah sektor termasuk dalam bidang pendidikan.
Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto, mengatakan, dengan metaverse dalam pendidikan melalui pembelajaran sejarah misalnya, siswa dapat bertemu dengan tokoh-tokoh sejarah.
“Misalnya, anak-anak belajar tentang sejarah Majapahit. Kalau di metaverse, anak-anak bisa ketemu dengan Gajah Mada ada, bisa lihat Gajah Mada waktu dia sumpah palapa di mana, itu kan ada sejarahnya,” kata Danny, sapaannya, Minggu (27/3/2022).
Untuk itu kata Danny, perlu untuk menggunakan Arsip Nasional Republik Indonesia agar tak jadi pembelokan sejarah.
“Kalau misalkan dia belajar tentang borobudur, dia bisa ketemu Syailendra. Tapi bayangkan kalau dia belokkan, itu mi gunanya kenapa kita duluan bikin supaya tidak boleh ada dibelok-belokkan,” ujarnya.
Di sisi lain, melalui program lorong wisata, akan ada story teller yang ditempatkan untuk memberikan edukasi terkait budaya dan sejarah.
Story teller ini akan ditraining oleh Dinas Perpustakaan bersama dengan Sejarawan Unhas dan UNM.
Belum lagi, kehadiran como (commuter metro moda), angkutan listrik mirip bus yang didesain pemerintah kota Makassar untuk beroperasi di lorong-lorong akan dilengkapi dengan virtual reality (VR). Melalui VR, orang bisa mengetahui lorong seperti apa yang akan didatangi
“Dengan metaverse akan kelihatan budaya Makassar. Selama ini orang tidak terlalu paham tentang budaya Makassar, tapi dengan metaverse mereka akan lihat bagaimana keunggulan budaya Makassar dan kontribusi budaya Makassar terhadap Nusantara dan dunia,” ucap Danny. (selfi/fajar)