Selain Kick Andy Heroes, Iwan Dento juga telah dianugerahi penghargaan dari Kementerian Lingkungan Hidup.
Meskipun hanya sampai di 20 besar nominasi penerima penghargaan Kalpataru 2020 dan tahun ini kembali di usulkan sebagai calon penerima Kalpataru 2022.
Penghargaan tersebut diperuntukkan untuk mereka yang telah menjadi pemerhati lingkungan selama 5 tahun lebih.
Saat penulis mengunjungi kediaman pria kelahiran Maros 10 Oktober 1980 tersebut, di Desa Salenrang, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros.
Terlihat sosok Iwan sangat sederhana, hanya menggunakan celana kargo, serta baju kaos hitam.
Selain sebagai tempat tinggalnya, Iwan Dento juga menfungsikan rumahnya sebagai kedai bernama 'Rumah Kedua.'
Pria lulusan IAIN Alauddin Makassar ini telah menghabiskan waktunya selama 12 tahun sebagai pemerhati lingkungan yang menolak tambang karst di Desa Salenrang.
"Saya mulai berlawan saat anak pertama saya lahir, sekitar tahun 2007," ujarnya.
Sambil sesekali menyeruput kopinya, Iwan menjelaskan, hal ini ia lakukan semata-mata sebagai bentuk tanggung jawab kepada anaknya.
"Ini saya lakukan bukan untuk menang, tapi untuk mempersiapkan jawaban ke anak-anak saya nanti, apabila perusahaan berhasil mengeruk habis karst di sini," lanjutnya sambil menunjuk gunung yang dipenuhi karst di samping rumahnya.
Bukan tanpa hasil, Pria dengan empat anak ini sudah berhasil mencabut 3 izin pertambangan yang ada di desa Salenrang dengan efek domino sekitar 9 izin tambang di luar Desa Salenrang.
Saat ditanya tentang kapan ia akan berhenti dari aktivitasnya ini, pria yang hobi mendaki ini mengatakan dirinya akan berhenti apabila Tuhan menggerakkannya untuk melakukan hal lain.