FAJAR.CO.ID, MAKASSAR-- Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI) bersama Stop TB Partnership Indonesia (STPI) bertepatan dengan momentum Hari Tuberkulosis (TBC) Sedunia.
Hal tersebut sebagai rangkaian pertemuan pertama Health Working Group (HWG) yang bertajuk “Pembiayaan Penanggulangan TBC: Mengatasi Disrupsi COVID-19 dan Membangun Kesiapsiagaan Pandemi Masa Depan” sejak 29-31 Maret 2022 di Hotel Hyatt Regency Yogyakarta.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia, H.E. Budi Gunadi Sadikin, menyampaikan jika Indonesia mempromosikan penguatan arsitektur kesehatan global, serta memastikan program TBC yang lebih tangguh di masa mendatang.
Hanya dengan meningkatkan pendanaan, kata Budi Gunadi, meningkatkan jaringan kolaboratif, dan kemitraan multilateral maka dapat mengembangkan diagnostik, vaksin, terapi, dan sistem surveilans TBC yang efektif dan efisien.
“Dengan upaya-upaya tersebut, kita tidak hanya akan memberikan perawatan yang paling dibutuhkan pasien dan keluarga TBC, tetapi juga, kita akan mencapai hasil yang ingin kita semua lihat. Dunia yang bebas dari TBC,” ucapnya.
Peningkatan investasi terhadap sumber daya dalam penanggulangan TBC, kata Budi akan menyokong upaya pemulihan kesehatan masyarakat untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi.
Direktur Eksekutif Stop TB Partnership, Lucica Ditiu menyatakan
TBC adalah penyakit yang sudah muncul jauh sebelum COVID-19. Namun, dengan munculnya COVID-19 kondisi TBC semakin jauh memburuk.
Menariknya, kata dia, 50% dari kasus TBC berada di negara G20, sehingga jika semua negara G20 mampu melakukan eliminasi TBC di negaranya masing-masing, maka kita hanya perlu fokus kepada 50% lainnya.