Fajar.co.id, Luwu Utara -- Kolaborasi yang terbangun antara Pemda Luwu Utara, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sulsel, Fauna dan Flora International’s Indonesia (FFI) serta Komunitas Adat Seko, melahirkan kerjasama melalui Program Kegiatan Pelestarian Ekosistem Hutan Pegunungan Gandang Dewata di Kecamatan Seko, Luwu Utara.
Program ini secara umum mendorong pelestarian ekosistem hutan pegunungan Gandang Dewata melalui sejumlah pendekatan, salah satunya melalui penguatan entitas adat.
Project Manager FFI’s IP Sulawesi, Fardi Ali Syahdar, mengatakan, pendekatan melalui penguatan entitas adat diyakini dapat mengakselerasi sasaran dan tujuan program tersebut.
“Ada beberapa pendekatan yang bisa kita diskusikan untuk mencapai sasaran proyek, antara lain pendekatan adat, dengan melibatkan sejumlah pihak, mulai dari pemerintah, akademisi, dan masyarakat, termasuk masyarakat adat,” terang Fardi, saat Sosialisasi Program Pelestarian Ekosistem Hutan Pegunungan Gandang Dewata, Rabu (30/3/2022), di Seko.
Fardi berharap, melalui program tersebut, akan ada banyak masukan dan saran yang bisa disesuaikan dengan target program Pelestarian Ekosistem Hutan Pegunungan Gandang Dewata di Kecamatan Seko.
Kegiatan ini juga berkolaborasi dengan Komunitas Adat Seko, antara lain Tubara, Tokei dan Tomakaka yang mewakili masing-masing komunitas adat di Seko.
Salah seorang perwakilan adat Seko, Risman Tubara Hono, tak lupa menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang terus mendorong program tersebut.