FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- 16 Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Demokrat pendukung IAS menganggap DPP tidak demokratis pasca memilih Ni'matullah sebagai Ketua DPD Demokrat Sulsel.
Plt Ketua DPC Demokrat Sinjai Muhammad Nasyit Umar mengatakan keputusan DPP tidak demokratis karena mengabaikan keinginan mayoritas kader.
Pasalnya hasil Musda lalu, 16 DPC menyatakan dukungan kepada IAS, berbanding 9 suara untuk Ni'matullah.
Rencananya, 16 DPC ini bakal menyurati Mahkamah Partai Demokrat mempertanyakan keputusan tersebut.
"Kita nanti DPC akan mengirim surat ke DPP untuk mempertanyakan ke mahkama partai terkait keputusan ini, karena dinilai tidak demokratis," katanya kepada wartawan, Jumat (1/4/2022).
Nasyit mengingatkan aspirasi 16 DPC menolak laporan pertanggungjawaban Ullah di forum musyawarah daerah di Hotel Four Points By Sheraton Rabu (22/12/2021) lalu.
Mereka berpandangan, jika LPj ditolak maka tidak boleh lagi melanjutkan kepemimpinan.
"Kami menilai ditolaknya Lpj Ni'matullah maka dengan sendirinya itu harusnya tidak dibisa memimpin lagi. Dan 16 DPC ini kan hampir 70 persen menolak LPJ Ni'matullah," katanya.
Nasyit dkk mengatakan tidak lagi mau dipimpin Ullah. Ia mempertimbangkan tidak lagi menjabat Ketua DPC Demokrat kabupaten/kota ke depan.
"Begini kita ini kan demokratis, kalau kita sudah tolak berarti kita tidak mau lagi dipimpin sama dia logikanya begitu. Masa kita mau dipimpin lagi sama orang yang pernah kita tolak LPJ-nya," katanya.
Nasyit dkk ingin mempertanyakan mengapa DPP lebih memilih Ullah yang meraih 9 suara dibanding Ilham 16 suara.