هُوَ الَّذِي جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاءً وَالْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ مَا خَلَقَ اللَّهُ ذَلِكَ إِلاَّ بِالْحَقِّ يُفَصِّلُ اْلآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ [10: 5] Artinya: Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya bagi Bulan itu manzilah-manzilah, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui [Q. 10: 5].
Lebih gamblang lagi, dalam Quran Surah Ar-Rahman ayat 5 yang berbunyi شَّمْسُ وَالْقَمَرُ بِحُسْبَانٍ Artinya: Matahari dan Bulan beredar menurut perhitungan[55: 5].
Muhammadiyah meyakini, sebagaimana maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah bahwa 1 Ramadan 1443 H jatuh pada hari Sabtu Pon, 2 April 2022 M. Berdasarkan hisab, Muhammadiyah meyakini, pada Jumat Pahing, 29 Syakban 1443 H bertepatan dengan 1 April 2022 M, ijtimak jelang Ramadan 1443 H telah terjadi pada pukul 13:27:13 WIB.
Tinggi Bulan pada saat Matahari terbenam di Yogyakarta ( f = -07° 48¢ LS dan l = 110° 21¢ BT ) = +02° 18¢ 12². Ini merupakan tanda bahwa hilal sudah wujud. Bulan telah berada di ufuk di seluruh wilayah Indonesia pada saat matahari terbenam.
Sikap Toleransi Antarumat Islam
Wakil Ketua PW Muhammadiyah yang juga Wakil Ketua MUI Sulsel ini meyadari bahwa meski perbedaan antara Muhammadiyah dan mayoritas umat Islam di Indonesia sudah seringkali terjadi, tetapi masih ada saja masyarakat yang meributkan hal ini. Terlebih, setelah sekian tahun, perbedaan 1 Ramadan baru lagi terjadi pada tahun ini.