Doni pun menemukan satu-satunya strategi mengatasi masalah, yaitu dengan hidup di tengah masyarakat dalam arti sebenarnya. Kebetulan Doni bertemu ulama NU kota Bandung, M Sobirin. Diskusi menyinggung seorang filsuf Tiongkok, Lao Tze yang terkenal dengan ungkapannya, “temuilah rakyatmu, hiduplah bersama mereka, mulailah dari apa yang mereka miliki sampai akhirnya mereka mengatakan aku telah mengerjakannya.”
Doni Monardo meminta Kasdam III/Siliwangi ketika itu Brigjen TNI Yosua Pandit Sembiring untuk mendata jumlah perwira menengah yang siap menjadi Komandan Sektor. Dari sekitar 30 pamen, akhirnya 21 pamen khusus (Pamensus) dijadikan Komandan Sektor yang bertanggung jawab pada sektor-sektor di sepanjang sungai Citarum sepanjang 270 km. “Pak Kasdam juga saya minta melakukan survei lapangan sebelum menerjunkan para pamensus dan pasukan Siliwangi terjun ke lapangan,” katanya.
Bukan hanya itu, Doni juga minta Kakesdam III/Siliwangi, ketika itu Kolonel Ckm dr Is Prijadi untuk mengambil sampel air Citarum dan melakukan pengujian di laboratorium independen. “Beliau meninggal dunia 4 Desember 2020, semoga tenang di sisi Tuhan. Dokter Is Prijadi adalah salah satu pahlawan Citarum Harum,” kata Doni, khidmat.
Dokter Is Prijadi pun menyampaikan hasil lab. Dari situ Doni tahu air Sungai Citarum sangat tercemar. Mengandung logam berat, bakteri salmonella, e-coli, pseudomonas. Yang disebut terakhir, ternyata sangat berbahaya karena menyerang wanita, dan bisa mengakibatkan keputihan menahun. Logam beratnya juga sangat beragam, ada merkuri, sianida, cadmium, zeng, timbal, dan lain-lain.