Padahal, air Sungai Citarum termasuk yang mengalir di Kalimalang, adalah sumber air baku PDAM. Bagaimana bangsa kita mau hidup sehat, jika kondisi air yang digunakan dari air yang penuh limbah berbahaya, gugat Doni.
Selagi Doni Monardo menggelar rancangan strategi pemulihan Citarum, ia juga melaporkan ke Menko Maritim dan Investasi Luhut B Panjaitan. Semua dalam rangka, kolaborasi pentahelix. “Suatu hari kami diundang rapat bersama Menko Marves. Setelah selesai rapat, pak Menko meninggalkan tempat, saya didatangi pak Tb Haeru Rahayu, salah satu asisten deputi Kemenko Marves,” kenang Doni.
Saat itu, Tb Haeru Rahayu menyampaikan sebuah konsep penyelesaian Sungai Citarum. Demi melihat konsep dari Tb Haeru, Doni spontan menampik, “Waduh…. Anak buah saya cuma ngurusi sampah? Saya tidak mau. Saya tidak rela anak buah saya cuma disuruh ngurusi sampah. Kemampuan prajurit Siliwangi jauh di atas itu,” kata Doni.
Bukan hanya itu, masygul dengan konsep staf Kemenko Marves tadi, Doni bahkan tegas mengatakan, “Kalau itu konsepnya, silakan jalan sendiri. Saya tidak akan mengizinkan anak buah saya (hanya) ngurusi sampah Citarum.”
Tb Haeru Rahayu tentu saja kaget dengan reaksi keras Pangdam III/Siliwangi, Mayjen TNI Doni Monardo. Maka ia buru-buru menyampaikan, “Baik, kalau begitu, saya laporkan ke pak Safri.” Yang dimaksud adalah Safri Burhanuddin, Deputi Bidang Sumber Daya Manusia, IPTEK dan Budaya Maritim, Kemenko Marves.
Di kemudian hari Doni mendapat informasi, setelah Tb Haeru menyampaikan reaksinya, lalu pejabat di Kemenko Marves menukas lugas, “Ya sudah kalau itu maunya. Serahkan saja pada pak Doni.”