FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Pengamat Transportasi Unhas Isran Ramli mengemukakan, kebijakan pengurangan halte secara signifikan berpotensi menurunkan popularitas dari teman bus, yang dikhawatirkan bisa mematikan moda transportasi tersebut.
Selain itu penetapan dua halte pada jalur Perintis mulai dari perempatan BTP hingga Bandara Sultan Hasanuddin sebagai tempat transit juga akan sulit diterima masyarakat, sebab tak efisien.
"Pertanyaannya kemudian apakah masyarakat mau menerima. Kan ada biaya transpor misal naik pete-pete dulu kemudian baru naik teman bus, perlu ada pengkajian sistem pentarifannya. Jadi pemerintah jangan tanggung-tanggung," kata dia.
Menurutnya moda transportasi ini sudah cukup tepat berada di perkotaan sebagai bentuk upgrade. Sebab seluruh kota dunia menuju sustainable single transportasi yang aman dan nyaman bagi masyarakat.
Apalagi di tengah kelangkaan solar, kendaraan yang beroperasi semestinya memiliki muatan yang lebih banyak sebagai bentuk efesiensi kendaraan di jalan.
Kedua moda transportasi ini semestinya cukup diberikan ruang sebagaimana adanya, biarkan masyarakat sendiri yang memilih untuk menggunakan yang mana.
"Kebijakan pemerintah sudah on the track untuk ajak masyarakat pakai kendaraan efisien dan efektif, khususnya kelompok keptis, yaitu mereka tidak punya pilihan kecuali menggunakan trasportasi umum," Kata Isran.
Dia juga menyarankan agar sopir tetap diberdayakan secara bertahap agar program ini bisa diterima dengan baik. (ikbal/fajar)