"Melalui pemekaran Papua. komposisi jumlah penduduk pada masing-masing Daerah Otonom Baru (DOB) tersebut juga akan menyesuaikan dengan jumlah penduduk kabupaten dan kota yang ada," ucap Stenly.
Dengan adanya pemekaran wilayah ini juga akan berdampak pada APBD masing-masing DOB. Bila dimekarkan menjadi lima provinsi, maka persebaran penduduk dan jumlahnya menjadi berbeda.
"Kesejahteraan penduduk semakin nyata dan masyarakat Papua bisa mandiri dan semakin sejahtera," sebutnya.
Sementara narasumber lainnya, Paskalis A. Waras mengungkapkan, pemikiran masyarakat Papua yang sejatinya harus berkiblat pada pembangunan dan misi kesejahteraan bersama.
"Bagaimana kelompok masyarakat Papua, termasuk mahasiswa dari Papua memiliki pola pikir yang terbuka dan berbaur dengan masyarakat lainnya. Dalam hal ini membuat lapangan pekerjaan terhadap masyarakat Papua," bebernya.
Mahasiswa juga disebut harus memiliki sistem pemikiran yang terbuka, dan jauh lebih visioner kedepannya. Generasi kedepannya harus terbawah dengan kemajuan, perkembangan dan sistem teknologi ke depannya.
Salah seorang peserta, Yanti Ubay mengaku sangat mendukung adanya kegiatan seperti ini sebab kata dia jika berbicara Papua saat ini masih ada banyak ketimpangan. Ia berharap melalui diskusi seperti ini, masalah-masalah sosial yang ada di Papua bisa dibicarakan dan mendapatkan solusi.
"Semoga kegiatan seperti ini terus berlanjut, selain menjalin silaturahmi, kami juga mendapat ilmu baru terkait apa yang harusnya kami bawa ke kampung kelahiran kami dalam hal ini Papua nantinya jika sudah selesai nanti," kata mahasiswa asal Kabupaten Fakfak itu.