"Besok saya akan menguji pengetahuan saya di lapangan," kata dia.
Dalam kesempatan itu, sejumlah pihak memberikan komentar terhadap program-program unggulan Pemkab Bantaeng. Mulai dari lembaga NGO, LSM dan penerima manfaat. Salah satunya diungkapkan oleh JICA yang ikut dalam FGD secara virtual ini.
Tenaga Ahli JICA, Mr Shintani Naoyuki menyebut program unggulan Pemkab Bantaeng memiliki keunikan di banding dengan daerah-daerah lain yang ada di Indonesia. Program-program ini berjalan dengan kolaborasi dengan sistem yang didesain sedemikian rupa.
"Pemerintah merancang sistem ini dengan baik. Sehingga semua berkolaborasi untuk menghasilkan hal yang lebih baik untuk Bantaeng. Coba lihat bagaimana Pemkab Bantaeng mendesain bantuan modal usaha berbasis dusun dan RW. Semua pihak berkolaborasi di dalamnya," jelas dia.
Bupati Bantaeng, DR Ilham Azikin mengaku bersyukur setelah Bantaeng lolos dalam 10 besar dan menjadi Kabupaten yang mewakili Sulsel diajang nasional ini. Dia menyebut, tahapan ini menjadi motivasi untuk seluruh stakeholder yang ada di Bantaeng.
“Diharapkan apa yang di nilai secara kuantitatif betul-betul dirasakan kebermanfaatannya oleh masyarakat kab. Bantaeng sehingga arahan bimbingan dan support dari Pemerintah pusat menjadi sesuatu yang penting kami dapatkan setiap saat," ujar Bupati.
Adapun program unggulan yang di paparkan antara lain "Jempol Asik Peternak" (jemput bola asurasi peternak sapi). Ini merupakan inovasi dari bidang peternakan dinas pertanian Bantaeng yang mulai diterapkan pada tahun 2019 dan berhasil di replikasi di 59 desa/kelurahan pada 2021.(*)