Target Jadi Kota Zakat, Salurkan Lewat Lembaga Resmi Agar Tak Ada Lagi Orang Miskin di Makassar

  • Bagikan
Ketua Baznas Kota Makassar, Ashar Tamanggong saat membawakan Tausiyah Ramadhan di Pelataran Kantor Wali Kota Makassar, Kamis (07/04/2022). (Selfi/fajar)

"Zakat itu bukan milik kita tapi memang milik orang lain yang dititip kepada kita. Jadi jangan bangga memberi zakat. Karena itu memang haknya orang lain. Itulah bedanya dengan sedekah. Sekarang saya tanya mana yang didahulukan tetangga yang miskin atau keluarga yang miskin? Jawabannya adalah tetangga yang miskin. Selama ini banyak yang keliru. Harusnya prioritas tetangga yang miskin lalu keluarga yang miskin. Penjelasannya semua orang punya tetangga tapi tidak semua orang punya keluarga. Bayangkan kalau semua utamakan keluarganya, kasihan orang yang tidak punya keluarga. Tidak ada yang bakal kasi. Tapi kalau semua utamakan tetangga dulu, aman Makassar,” jelasnya.

Ashar juga menambahkan contoh kasus. Ketika ada orang sakit lalu difoto dan diupload ke media sosial. Lalu teriak mana pemerintah setempat, mana Dinas Sosial, mana bagian Kesrah? Padahal mereka sendiri yang tidak memikirkan tetangganya.

Jika semua peduli tetangga tidak perlu teriak keluar. Jadi yang perlu kita teriaki adalah kalau ada keluarga kita yang jauh lalu tidak diperhatikan itu yang perlu dipertanyakan mana tetangganya? Karena kata Nabi, Tidak beriman seseorang kalau ia tidur kekenyangan sementara tetangganya tidak bisa tidur karena kelaparan.

Lebih lanjut dikatakan Itulah pentingnya ke lembaga zakat karena jika memberi secara langsung dikhawatirkan belakang hari ada yang mengungkit pemberiannya pada orang tersebut.

Maka pahala yang terkumpul bertahun-tahun hangus seperti api membakar kayu. Kalau lewat lembaga, tidak tahu harta yang diberikan itu jatuh ke tangan siapa. jangan mau tahu siapa yang dikasih karena kalau ditahu siapa yang dikasi bisa-bisa iblis cari jalan supaya mengungkit pemberian itu.

  • Bagikan