FAJAR.CO.ID, MAKASSAR - Rektor Unismuh Makassar, Prof Ambo Asse membawakan pengajian Ramadhan di Masjid Subulussalam Al- Khoory Unismuh Makassar, Senin, (11/4/2022).
Dalam pengajian yang dihadiri beberapa wakil rektor, dekan, para kepala biro, lembaga, karyawan serta mahasiswa, Prof Ambo Asse membahas tentang Penetapan Awal Bulan Qamariyah dalam Perspektif al-Qur'an dan hadis Nabi SAW.
Rektor Prof Ambo Asse yang juga Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel, mengatakan dalam penetapan awal bulan Qamariyah sering terjadi perbedaan antara Muhammadiyah dengan sebagian besar NU.
Perbedaan penetapan awal bulan qamariyah sebut Ambo Asse, terutama bulan Ramadan, bulan Syawal dan Dzulhijjah.
Perbedaan ini terjadi karena perbedaan metode dalam penetapan awal bulan qamariyah. Dikalangan ulama dan umat muslim terdapat perbedaan pendapat dalam menggunakan sistem atau metode. Ada yang menggunakan sistem hisab, ada yang menggunakan sistem rukyatul hilal dan ada juga yang memadukan antara sistem hisab dan sistem rukyah.
Muhammadiyah sebut Prof Amno Asse dalam penentuan awal bulan qamariyah telah menggunakan sistem hisab.
Menggunakan sistem hisab ini adalah cara untuk mengetahui posisi hilal pada saat matahari terbenam melalui ilmu pengetahuan dan teknologi, dan menjadikan benda- benda langit sebagai objek kajian yang perlu diteliti dan dihitung, terutama dalam rangka memgetahui posisi hilal dan posisi matahari pada saat terbenam.
Dikatakan Prof Ambo Asse, Muhammadiyah sebagai salah satu organisasi sosial keagamaan yang selama ini menggunakan sistem hisab bi wujudil hilal dianggap sebagai cara yang tepat dan tidak pernah keliru dalam menetapkan awal bulan qamariyah, karena rumus dan kaidah ilmu pengetahuan serta bukti- bukti penetapannya selalu tepat dan tidak pernah meleset.