Kemudian TPPS atau Tim Percepatan Penurunan Stunting yang sudah terbentuk akan bekerja. Dalam TPPS itu ada namanya satgas atau satuan tugas yang terdiri dari pakar.
Ada yang terkait dengan program, kemudian ada yang terkait dengan data.
Satgas ini ada di tingkat provinsi, kemudian ada di tingkat kabupaten. Mereka sudah mendapatkan orientasi dan lanjut pada 26 Mei, akan diuraikan tugas dan diberikan pemahaman tentang pelaksanaan tugas-tugas mereka di lapangan.
Andi Ritamariani mengungkapkan, angka stunting masih berada pada kisaran 27 persen, sementara nasional pada angka 24 persen. Artinya, stunting di Sulsel masih di atas rata-rata nasional.
Dari 24 kabupaten/kota, angka stunting yang paling rendah adalah Kota Makasar pada angka 18 persen. Daerah dengan angka stunting yang tertinggi menggunakan SSGI adalah Kabupaten Jeneponto pada angka 37,8 persen.
Andi Ritamariani juga menyoroti peran pengasuhan anak yang dominan dilakukan oleh ibu. Pengasuhan juga ada di tangan seorang ayah.
"Pada saat melakukan dinas ke kabupaten, banyak sekali yang menyampaikan kenapa yang diundang hanya perempuan. Sebenarnya juga diundang bapak-bapaknya, tetapi yang biasanya datang adalah ibu, karena merasa yang paling dekat dengan pengasuhan adalah ibu. Padahal, keduanya harus berperan," tuturnya.
Andi Ritamariani mengungkapkan, anak stunting tidak hanya terjadi pada keluarga dengan ekonomi menengah ke bawah. Bisa juga terjadi pada keluarga mapan, tetapi tidak mengetahui penyebab dan indikator stunting.
Meski dari keluarga mapan, tetapi tidak mengetahui dengan baik manfaat asi eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan, juga rawan mengakibatkan anak stunting. Jadi bukan semata persoalan ekonomi.