AAS Foundation Hadirkan Senyum dengan Berbagi

  • Bagikan

Oleh : Yarifai Mappeaty
Makassar, 27 April 2022

Setiba di Jalan Urip Sumohrajo, depan kantor PT. United Tractors, saya meminta driver menurunkanku. Kendati sebenarnya tujuanku ada di seberang jalan, Coffee Lovers, untuk memenuhi undangan teman berbuka puasa.

Di bawah sebuah pohon, tampak seorang perempuan paruh baya berteduh dari matahari senja, sembari menenteng kantong plastik putih bertuliskan AAS Foundation di tangannya. Karena tertarik pada tentengan itu, saya pun mencoba mendekatinya, seolah hendak juga ikut berteduh.

“Bu, apa itu?” tanyaku kemudian setelah di dekatnya.
“Bingkisan lebaran, pak, dikasih orang di dalam,” jawabnya sambil menunjuk ke seberang, ke arah AAS Building.
“Apa isinya?”
“Ada gula, minyak goreng, mentega, susu, bumbu masak. Macam-macam, pak. Pokoknya, cukup untuk dipakai lebaran,” tuturnya dengan gembira.

Saya lantas mencoba menerka-nerka nilai isi tentengan itu. Kira-kira tak kurang dari 100 ribu rupiah.

“Syukurlah, ibu bisa memasak saat lebaran nanti. Sedangkan yang lain, mungkin tidak seberuntung ibu.”
“Tentu, pak. Tapi kalau semua orang kaya sama seperti puang itu, mungkin kehidupan orang kecil seperti kami bisa terbantu,” sambungnya lirih.

Meski tak menjelaskan siapa sosok yang dia sebut “puang”, tetapi saya dapat memastikan kalau sosok itu adalah Andi Amran Sulaiman (AAS), sang pendiri AAS Foundation.

Tak lama berselang, saya kemudian meninggalkan ibu itu dan menyeberang. Namun kalimatnya yang terakhir membuatku berpikir. Jika saja ada semacam baitul mal yang dipercaya oleh ummat untuk mengumpulkan dan mengelola zakat, infaq dan sadaqah, seperti di masa Rasululllah dan para sahabat, mungkin upaya-upaya pengentasan kemiskinan di negeri ini dapat berjalan lebih baik dan efektif.

  • Bagikan