Para diplomat EU mengatakan Austria, Hongaria, Italia dan Slowakia selama pertemuan pada akhir pekan lalu menyatakan keberatan tentang gagasan embargo minyak Rusia.
Namun, pada pertemuan akhir Mei mendatang Komisi Eropa mengungkap rencana untuk mengakhiri ketergantungan negara-negara benua biru dari bahan bakar fosil milik Rusia pada 2027.
Komisi Eropa merancang untuk memperluas penggunaan energi baru terbarukan (EBT) dan merenovasi bangunan untuk mengonsumsi lebih sedikit energi.
Bahkan, negara-negara EU dengan percaya diri berencana untuk berhenti menggunakan gas Rusia tahun ini dan mengatakan mereka dapat mengatasi penghentian pasokan gas tersebut.
Yang jelas, langkah pemutusan gas ini mengancam persatuan negara-negara EU melawan Rusia di tengah ketidaksepakatan mereka tentang tindakan yang benar dalam menyikapi langkah Kremlin.
Sebelumnya, Moskow telah mengatakan bahwa para pembeli gas asing harus menyetor euro atau dolar ke rekening di bank swasta Rusia Gazprombank, yang akan mengubahnya menjadi rouble alias rubel.
Komisi Eropa telah memberi tahu negara-negara EU bahwa mematuhi skema Rusia itu dapat melanggar sanksi terhadap Rusia.
Namun, Komisi Eropa juga menyarankan bahwa negara-negara EU dapat melakukan pembayaran energi yang sesuai dengan sanksi jika mereka menyatakan pembayaran selesai setelah dilakukan dalam euro dan sebelum dikonversi menjadi rubel.
Rusia pada Jumat lalu (29/4) mengatakan tidak melihat ada masalah dengan keputusannya, yang menganggap kewajiban pembeli dipenuhi hanya setelah pembayaran mereka telah dikonversi ke rubel.