Fajar.co.id, Makassar -- Muhammadiyah sebagai organisasi kader telah melahirkan banyak kader bangsa yang bermartabat dan merakyat yang mengisi berbagai jabatan publik di Indonesia. Peran-peran strategis kader Muhammadiyah telah tercatat tinta emas dalam sejarah pergerakan Indonesia menuju Indonesia merdeka. Bahkan setelah Indonesia merdeka.
Hal tersebut diungkapkan Abdul Rachmat Noer, Wakil Bendahara Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel disela-sela peluncuran buku Ideologi Dan Martabat Pemimpin Bangsa yang ditulis Prof. Dr. H. Haedar Nasir, MA, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Minggu sore (14/05).
Peluncuran buku terbitan Republika ini dipusatkan di Gedung Auditorium Muktamar Kampus Unismuh Makassar.
Menurut mantan Ketua Pemuda Muhammadiyah Sulsel periode 2006 - 2010 ini, proses kaderisasi di Muhammadiyah tidak hanya menyiapkan kader untuk kebutuhan internal Persyerikatan tetapi juga untuk mengisi jabatan publik di negara Indonesia, ujar Rachmat.
Terkait peran strategis kader Muhamamdiyah di posisi jabatan publik, Dr. H. Usman Lonta, M.Pd menekankan pentingnya kader Muhammadiyah terlibat dalam setiap proses politik.
Menurut anggota DPRD Sulsel dari Partai PAN, setiap keputusan publik tidak lepas dari proses politik sehingga tidak ada pilihan lain kecuali kader Muhammadiyah tidak bisa melepaskan diri dari proses politik tersebut, ungkap Usman Lonta yang turut menghadiri peluncuran buku Ketua Umum PP Muhammadiyah di Kampus Unismuh.
Senada dengan pendapat kedua kader muda Muhammadiyah, Dr. Arqam Asyikin mengusulkan agar Muhammadiyah segera membuat keputusan strategis untuk mendirikan partai politik.