FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Rektor Universitas Ibnu Chaldun Musni Umar menilai Koalisi Indonesia Bersatu besutan Partai Golkar, PAN, dan PPP merupakan manuver politik untuk menaikkan pamor partai untuk mendapatkan dukungan publik pada pemilu 2024 mendatang.
Menurutnya, dalam koalisi itu memiliki kelemahan, antara lain tidak punya calon presiden yang mempunyai elektabilitas yang tinggi.
Kendati, bebernya, dalam munas Partai Golkar sudah memutuskan bahwa calon Golkar untuk Presiden Republik Indonesia pada pemilu 2024 adalah Airlangga Hartarto. Begitu juga dua ketum parta lainnya.
"Tapi apapun yang mereka lakukan ini kita apresiasi saja sebagai upaya untuk mendongkrak elektabilitas partai yang mereka pimpin. Tetapi masalah besar yang dihadapi itu, mereka tidak mempunyai figur, tidak mempunyai calon presiden yang memiliki elektabilitas yang tinggi, " beber Musni Umar yang dikutip FAJAR.CO.ID di kanal YouTube-nya, Senin (16/5/2022).
Menurutnya, ada berita bahwa mereka akan menggait Ganjar Pranowo yang elektabilitasnya cukup tinggi. Tetapi, itu bukan langkah yang mudah. Ganjar, beber Musni Umar, dinilainya sudah mulai disisihkan oleh PDIP.
"Kita tahu partai ini pemenang pemilu 2019 yang lalu dan sebelumnya juga menjadi pemenang pemilu dan mempunyai kekuatan, selain mempunyai uang juga mempunyai kader militan dan tidak mudah dihadapi kalau misalnya Partai Golkar mengambil Ganjar," bebernya.
Kondisi yang sama juga dihadapi dengan partai yang ikut koalisi tersebut, jika menggait Ganjar Pranowo. Partai pastinya memperhitungkan apa manfaat mereka peroleh jika mencalonkan Ganjar.