Dorong Inovasi ‘Madeceng’ Mampu Pemkab Sinjai Jadi Barometer Penanganan Stunting di Sulsel

  • Bagikan
Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Sinjai, dr. Aliawati Albek. IST

FAJAR.CO.ID, SINJAI -- Masalah stunting atau kondisi gagal tumbuh pada anak balita sehingga memiliki tubuh terlalu pendek dibandingkan anak seusianya, merupakan hal yang menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten (Pemkab) untuk terus diberantas.

Berdasarkan data dari Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) pada 2021, angka prevalensi stunting di Kabupaten Sinjai menyentuh angka 30,1 persen. Tahun 2022 ini, Pemkab menargetkan akan menurunkannya menjadi 25,79 persen.

“Data di atas itu merupakan hasil rekapitulasi data dari tingkat nasional,” ungkap Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Sinjai, dr Aliawati Albek dalam Aksi Konvergensi Upaya Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) di Mahoni Hall Hotel Claro Makassar, Jumat (20/5/2022).

Grafik data angka prevalensi stunting di Sinjai yang terus memperlihatkan penurunan yang signifikan sejak 2017 silam, membuat Pemkab Sinjai optimis melalui inovasi ‘Madeceng’ (Masyarakat Desa/Kelurahan Cegah Stunting), mampu menjadikan Sinjai sebagai barometer dalam upaya menekan stunting di Sulsel.

Kesemua data dan inovasi tersebut, ditampilkan pada stand pameran capaian kinerja dalam penurunan stunting. Stand Sinjai bahkan dikunjungi langsung oleh Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Sulsel, Naoemi Octarina saat pembukaan acara pada Kamis (19/5/2022) kemarin.

Kegiatan yang melibatkan 24 Kabupaten/Kota se-Sulsel tersebut akan berlangsung hingga 21 Mei 2022 berpusat di Hotel Claro Makassar. (sir)

  • Bagikan