“Ketika ada seperti itu kita patut curigai dan melakukan pemeriksaan HBsAg yang ada di Puskesmas, sebenarnya ini untuk kita gunakan pada ibu hamil, tetapi dalam kondisi seperti ini dapat digunakan pada anak yang kita curigai,” ujarnya.
Selanjutnya kata dia, juga akan dilakukan pemeriksaan SGPT- SGOT, jika pemeriksaan itu di atas dari 500, maka akan dilakukan pemeriksaan lanjutan.
“Tentu kita akan melakukan pemeriksaan selanjutnya karena itu yang dicurigai dan kalau sudah seperti itu, maka akan dirujuk ke tempat pelayanan yang lebih lengkap fasilitasnya,” jelasnya.
Lebih lanjut dr. Emmy mengatakan bahwa, Sinjai masih relatif aman dari kasus hepatitis akut. Sejauh ini, belum ada dilaporkan warga Sinjai yang terkena penyakit misterius ini.
Meski demikian, Dinas Kesehatan Kabupaten Sinjai akan melakukan langkah antisipatif, seperti menyiagakan semua tim gerak cepat di 9 puskesmas di Sinjai untuk memantau dan melaporkan kasus sindrom jaundice akut pada Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR).
Di samping itu, dia meminta masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan melakukan tindakan pencegahan, salah satunya dengan menjaga kebersihan diri.
“Ini bermula dari hidup secara sehat dan bersih, kita harus selalu melakukan cucu tangan, karena sebelum makan tangan tentu harus dalam kondisi bersih. Intinya bagaimana pola hidup sehat dan bersih yang harus dijaga terus,” katanya. (sir/fajar)