“Saya harus menyelesaikan tesis dengan jumlah sampel 525 orang dan 3 orang dosen internasional yang berasal dari Australia, Pakistan dan Singapura. Mereka adalah pakar yang memberikan komentar tentang framework yang saya kembangkan,” jelas Sadriana.
Frame tersebut, lanjutnya, diadaptasi dari model TAM (Technology Acceptence Model). “Proses ini menelan waktu 1 tahun 10 bulan untuk menyelesaikan sampai akhirnya mendapatkan nilai B1 dengan minor corrections,” jelasnya dengan gestur penuh rasa syukur.
Menurutnya, proses tersebut takkan mudah ia lalui, tanpa campur tangan Tuhan yang maha kuasa. “Terima kasih untuk kedua orang tua saya, atas dukungan dan doa yang terus mengalir,” lanjutnya dengan ucapan terbata-bata.
Ia juga menyampaikan apresiasi atas dukungan Pimpinan Unismuh Makassar yang telah memberikan beasiswa penuh hingga menyelesaikan studi magister di UTM.
“Terima kasih setinggi-tingginya seluruh sivitas akademika Unismuh Makassar, dari pimpinan, staf, sampai pada pimpinan prodi yang selalu siap membantu dalam perjalanan penyelesaian saya. Semoga Allah membalas budi baik mereka semua dengan lebih baik.”
“Secara khusus, saya juga menyampaikan terima kasih kepada Pak Dekan FKIP Unismuh yang memberikan petunjuk agar saya memilih melanjutkan studi di UTM,” sambungnya.
Sadriana mengaku menemukan hal baru setelah berproses dan meraih gelar “Master of Philosophy” dalam bidang teknologi pendidikan di UTM.
“Banyak hal baru yang saya dapatkan, termasuk proses perkuliahan, media dan metode yang digunakan dalam perkuliahan. Setelah kembali, akan saya terapkan kembali di Unismuh selama mengajar dan berbaur dengan orang lain."