Fajar.co.id, Makassar -- Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) SulSel menggelar Musyawarah Wilayah (muswil) V yang menghadirkan sekolah Islam Terpadu (SIT) se Sulawesi Selatan di Hotel Kenari Tower Makassar, Sabtu (28/5). Sejumlah daerah mengirimkan utusannya diantaranya Gowa, Bone, Sidrap, Pare Pare, Palopo, Masamba, Luwu Timur bahkan yang terjauh, dari Nabire, Papua.
Ketua JSIT SulSel, Siti Maryam, mengatakan Muswil yang mengangkat tema "Dengan Semangat Kebangsaan, Wujudkan Pendidikan Yang Bermutu Menuju Sul Sel yang kokoh dan berdaya saing global" diadakan dalam rangka menggalang kolaborasi antara sekolah sekolah Islam Terpadu yang berada di bawah naungan JSIT.
"Tidak ada kompetisi, yang ada kolaborasi. Semoga dengan kolaborasi ini, kita berharap organisasi kita semakin rapi," tandasnya, di hadapan seratusan peserta Muswil. Turut hadir menjadi pembicara, Dr. Muhammad Zuhri, M.Pd, Sekretaris Jenderal Dewan Pembina JSIT Pusat, Teguh Prasetya, Deputi Finding Region X Bank Syariah Indonesia (BSI), serta ketua Yayasan Sekolah Islam Terpadu se Sulawesi Selatan.
Maryam menambahkan bahwa ketika pemerintah tengah menggalakkan Program Kurikulum Merdeka seperti saat ini, JSIT sudah lebih dulu mempraktekkan "Kurikulum merdeka bukan hal baru. JSIT sudah biasa bereksperimen. Guru gurunya maupun siswanya bebas bereksperimen, namun masih dalam koridor yang dibolehkan," kata ketua Yayasan Al Qolam ini.
Begitu pula dengan konsep sekolah ramah anak, Maryam mengatakan sekolah sekolah JSIT sudah lama dikenal sebagai Sekolah yang Ramah Anak. "Saking ramahnya sekolah sekolah JSIT, sampai anak anak minta untuk tidak dijemput pulang ke rumah dulu, dikasi waktu bermain. Ini karena anak sangat senang berada di sekolah," pungkas Ibu empat anak ini. (rls)