FAJAR.CO.ID -- Musim ibadah haji kali ini diprediksi akan terasa lebih berat di tengah tantangan gelombang suhu panas akibat perubahan iklim. Selain India dan Pakistan, Arab Saudi diprediksi bakal tembus 50 derajat Celcius. Para jamaah haji diminta mewaspadai bahaya dehidrasi heat stroke. Apa itu?
Tabung Haji (TH) Malaysia memproyeksikan jemaah haji ke depan akan menghadapi suhu panas hingga 50 derajat Celcius. Direktur Pelaksana Haji TH Malaysia Datuk Seri Syed Saleh Syed Abdul Rahman, mengingatkan kepada seluruh jemaah haji agar berhati-hati dengan cuaca ekstrem dan melakukan persiapan sejak dini sebelum berangkat ke Tanah Suci.
“Tanah Suci suhunya agak tinggi, saat ini mencapai 50-51 derajat Celcius. Ini bukan puncak musim panas. Jemaah haji akan terpapar cuaca panas ini saat mereka pergi ke masjid dan perkemahan di muzdalifah,” katanya seperti dilansir dari Malaysia Gazette, Minggu (29/5/2022).
“Itu bisa menyebabkan heat stroke karena dehidrasi. Setelah dua tahun tidak bisa menunaikan ibadah haji, para jemaah haji harus berbenah diri, membekali diri dengan ilmu, mental, dan fisik,” ujarnya.
Hal senada diungkapkan Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan RI, dr. Budi Sylvana, MARS, MH. Ia meminta semua petugas kesehatan haji memiliki jiwa edukasi kesehatan. Hal ini penting dilakukan, mengingat pelaksanaan ibadah haji di tahun ini kemungkinan akan dihadapkan pada suhu yang sangat ekstrem.
Dalam kurun waktu tahun 2012-2019, tercatat di tahun 2017 merupakan kasus kematian tertinggi jemaah haji indonesia, mencapai 645 kasus, dilatarbelakangi oleh cuaca panas yang ekstrem. Jangan sampai kejadian di tahun 2017 terulang, kematian melonjak tajam karena suhu sangat tinggi.