Kurangnya komunikasi dapat mempersulit evaluasi kinerja. Komunikasi harus dua arah, yang berarti bahwa manajemen harus mendapatkan umpan balik dari karyawan tentang standar kinerja yang ditetapkan untuk mereka.
6. Melakukan Tindakan Korektif (Remedial Action)
Langkah terakhir dalam proses evaluasi adalah mengambil tindakan korektif (perbaikan) bila diperlukan. Jika terjadi penyimpangan antara standar kinerja dengan kinerja pegawai yang sebenarnya, dan para pihak telah berkomunikasi dengan baik, maka perusahaan dan pegawai harus mengambil tindakan untuk meningkatkan kinerjanya.
Tujuan Penilaian Karyawan
Tujuan penilaian kinerja sebenarnya sangat jelas, yaitu untuk mengevaluasi setiap karyawan. Proses evaluasi selanjutnya akan dikaitkan dengan kinerja dan produktivitasnya di masa depan.
Ketika kinerja seorang karyawan rendah, ia dapat mengetahui bagaimana meningkatkan kinerjanya. Selain itu, perusahaan juga dapat menggunakan evaluasi kinerja ini sebagai dasar kenaikan gaji, promosi, bonus, atau sebagai dasar penurunan dan pemutusan hubungan kerja.
Jenis Penilaian Karyawan
Berikut ini adalah jenis evaluasi kinerja yang biasa digunakan perusahaan untuk mengevaluasi karyawan.
- Penilaian Tradisional
Dalam penilaian tradisional, atasan akan berdiskusi dengan karyawan dalam pertemuan tatap muka untuk membahas kinerja periode kinerja sebelumnya. Kehidupan pelayanan biasanya satu tahun.
Pembahasan didasarkan pada pengamatan atasan terhadap kemampuan dan kinerja karyawan berdasarkan uraian tugas. Kemudian, melakukan evaluasi kinerja, dan hasilnya akan disesuaikan dengan persentase kenaikan gaji.