FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Salah satu perusahaan dari Kalla Grup yakni Kalla Lines kini tetap eksis setelah pandemi Covid-19 meluluhlantakkan banyak perusahaan lainnya.
Perusahaan ini berdiri sejak 19 Juli 1990, masa pemerintahan Soeharto. Di bawah PT Bukaka Lintas Tama (BLT) di bidang angkutan sungai dan penyeberangan.
Sebelumnya, logistik Kalla Lines dijalankan oleh dua SBU yakni PT Jelajah Laut Nusantara dan PT Bumi Lintas Tama. Kini keduanya berada di satu bendera operasi yang sama.
Chief Operation Officer (COO) Kalla Lines Muhammad Naim menyebut, pada periode ini BLT mengoperasikan Kapal KMP Edha 1 di lintasan Bira Pamatata.
“Karena tuntutan pasar, pada periode ini KMP Edha pindah lintasan ke Bajoe-Kolaka. Pada tahun 1995, dilakukan peremajaan terhadap KMP Edha, yaitu menggantinya dengan KMP Muchlisa,” kata Muhammad Naim, ketika ditemui di Kapal Aishakamilah, Rabu, (1/6/2022).
Kemudian, tahun 2005, perusahaan melakukan penambahan investasi dengan membeli kapal Fery KMP Windu Karsa yang sebelumnya beroperasi di Lintasan Siwa-Tobaku.
Tahun 2008 manajemen BLT kembali mengembangkan investasi dengan membeli kapal tanker aspal MT. Maharani Tama ukuran 3000 metric ton.
Selanjutnya, pada tahun 2011 kembali menambah tanker aspal ukuran 1500 metric ton. Tahun 2013 BLT merambah ke pasar ro-ro car carrier rute Jakarta-Makassar-Balikpapan (MV Ommarasheed).
Pada 20 Juni 2015, PT Bumi Lintas Tama mendirikan anak perusahaan bernama PT Bumi Logistik Utama. Pada tahun 2018, Kalla Lines (PT Bumi Lintas Tama Menambah 1 Buah Kapal Roro (Aishakamilah)