Fajar.co.id, Makassar -- Partai Ummat menyodorkan terobosan baru pada sistem pemilihan di Indonesia 2024 mendatang. Penerapan sistem e-voting berbasis blockchain disampaikan Ketua Majelis Syuro Partai Ummat, Amien Rais, di DPP Partai Ummat, Jakarta Selatan, Kamis (2/6/2022).
Amien Rais menilai, dana pemilu rawan dikorupsi, dengan menggunakan e-voting berbasis blockchain negara bisa menghemat anggaran hingga Rp90 triliun.
"Jadi dengan cara e-voting berbasis blockchain pemilu yang luber jurdil dapat terlaksana dan menghemat secara ekonomis," beber Amien Rais.
Ia juga menyebut bahwa teknis ini bisa menjadi langkah memperbaiki sistem pemilu di Indonesia yang kerap kali menimbulkan potensi kecurangan. Pihaknya akan segera berkoordinasi dengan DPR membahas teknis e-voting berbasis blockchain tersebut.
"Kita tinggal mengetuk pintu DPR, DPD juga. Jadi mungkin nggak semuanya lantas responsif positif, tapi kita datang ke DPR dengan beberapa fraksi cukup. Jadi kita akan langsung ke Depdagri, kehakiman, dan lain-lain," tambahnya.
Senada akan hal itu, Ketua Umum Partai Ummat, Ridho Rahmadi, juga menganggap bahwa sistem e-voting blockchain yang diusung Partai Ummat bisa menjadi penyelesaian masalah yang terjadi pada Pemilu 2019.
"Secara khusus yang dimaksud dengan e-voting adalah pemungutan suara cukup menggunakan aplikasi yang diinstal di smartphone atau ponsel cerdas yang dimiliki oleh masing-masing pemilih," katanya.
Sementara itu, Supriadi Laling selaku Ketua Garda Ummat Sulsel juga angkat bicara terkait sistem e-voting yang diusung Partai Ummat. Ia menyebut e-voting itu merupakan gagasan brilliant pada sistem pemilu. Dia mendukung penuh jika pemilu dengan sistem e-voting sebab sistem tersebut akan meminimalisir kecurangan, dan menekan biaya pemilu serta dapat meningkatkan partisipasi dari kalangan anak muda.