Ia juga mengatakan, dengan adanya sistem E-voting selain menghemat anggaran juga meminimalisir kejadian pada pemilu 2019 yang lalu, dimana berdasarkan data dari kemenkes ada 544 petugas KPPS meninggal dunia akibat kelelahan, 11.236 sakit akibat sistem penyelenggaraan yang panjang dan melelahkan.
"Sistem e-voting nantinya akan meningkatkan partisipasi keterlibatan pemuda dalam mendukung pemilu. Sebab, perlu kita ketahui bahwa saat ini kita berada di era digitalisasi, dan mayoritas anak muda memiliki smart phone bahkan kalangan orangtua sudah kenal smartphone," pungkasnya.
Lebih lanjut, dia menekankan bahwa keterwakilan generasi milineal saat ini perlu diperhitungkan sebab pemilu cerdas itu datang dari para anak muda yang memikirkan nasib bangsanya ke depan.
"Sistem E-voting berbasis blockchain selain menarik minat pemilih muda yang sudah banyak menggunakan ponsel pintar, juga bisa mengakomodir para suara rentan, untuk menggunakan hak suaranya. Contoh para suara rentan itu di antaranya, orang yang sakit parah terbaring di rumah sakit, para karyawan yang tidak bisa meninggalkan pekerjaannya seperti nakhoda, pilot, ABK, pegawai rumah sakit, dll," sambungya.
"Sudah waktunya kita memikirkan sistem pemilu yang jujur, adil, dan transparan agar ke depannya para anak muda dapat berpartisipasi aktif pada penyelenggaran pemilu. Apa yang digagas oleh Partai Ummat adalah langkah brililant dan kami selaku anak muda, generasi muda menyambut baik dan mendukung penuh ide tersebut dan tentunya akan kita kawal," tutup Supriadi Laling. (*/fnn)