FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) menggelar rapat koordinasi membahas terkait pencegahan kekerasan perempuan dan anak.
Mengangkat tema Membangun Sinergi dan Kolaborasi dalam Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender Perempuan dan Anak Serta TPPO.
Hadir sebagai narasumber Hakim Anak Pengadilan Negeri Makassar, Herianto dan Kepala DPPPA, Achi Soleman.
Herianto mengatakan, kasus yang kerap dihadapi di pengadilan adalah kasus kekerasan anak pada tubuh dan nyawa dan kasus narkotika.
"Kasus anak terhadap narkotika ini sangat prihatin kita melihatnya, kerena kebanyakan anak membeli barang seperti obat-obatan yang memiliki zat kimia seperti gorilla itu melalui pesan online. Itu susah dipantau," ujarnya.
Ia mengimbau para orang tua untuk mengawasi dan memberikan pemahaman kepada anak dalam bersosial media.
"Sekarang anak butuh pemahaman IT. Jangan sampai anak memanfaatkan IT dengan hal hal yang negatif," imbuhnya.
Saat ini, kata Herianto menyabur sudah ada 55 kasus anak berhadapan dengan hukum di Pengadilan Negeri Makassar.
"Anak yang berhadapan Hukum yang tidak ada korbanya baiknya dibina saja. Jalur Hukum bukan jalan keluar untuk menghukum anak. Jika ditahan setelah itu anak keluar dia akan lebih menjadi-jadi. Mending tidak usah diproses. Baiknya dibina dan diawasi," jelasnya.
Kepala Dinas PPPA Makassar, Achi Solaeman mengatakan, Tahun ini pada bulan Januari - Juni kasus kekerasan anak yang ditangani DPPPA ada sekitar 200 kasus, ini menggambarkan situasi darurat.
