FAJAR.CO.ID, MAKASSAR--Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) bersiap menyelenggarakan Rembug Nasional dan Rapat Pengurus Pusat Pleno (RPP) ke-1 APTISI 2022 di Bali Nusa Dua Convention Centre, 1-3 Juli mendatang. Target peserta 2.500 orang.
"Alhamdulillah, persiapan mantap. Sekarang sudah 600 peserta yang registrasi," kata Ketua Umum APTISI Prof Budi Djatmiko siang tadi. APTISI mengangkat tema Menyongsong Indonesia Emas Tahun 2045: "Digitalisasi Berbasis Blockchain, Tantangan Masa Depan dan Reformasi Pendidikan Tinggi"
"Digitalisasi ini yang akan kami fokus bahas nanti. Selama ini kan sistem di Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) masih konvensional, harusnya sudah digital," ujar Budi.
Sistem konvensional cukup menganggu peningkatan mutu pendidikan tinggi Indonesia dan berbagai dampak lainnya.
"Ini kan tempatnya orang-orang pintar, masa masih konvensional. Nah, itulah yang akan kita bahas, rektor-rektor se-Indonesia kita undang," tutur Budi.
Di antara hal yang akan dibahas adalah Pembubaran LAM PT, akibat pembayaran yang mahal; dijadikan ajang bisnis, Uji kompetensi pendidikan kesehatan yang tidak sesuai UU Dikti, sulit dan lamanya perijinan prodi dan pengabungan PTS (bertahun2), hingga masalah pajak PTS/yayasan.
Lainnya adalah permasalahan izin belajar dosen, dikotomi PTN/PTS, resvisi UU sisdiknas, digitalisasi kampus dan lainnya. Permasalahan tersebut sudah ditindaklanjuti Komisi X dan Kemendikbud di Gedung DPR RI tiga hari lalu. Bertindak sebagai keynote dan narasumber, Presiden RI Joko Widodo, Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto, Menteri Keuangan RI Sri Mulyani, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nadiem Makarim Kemendibud RI, Ketua Komisi X DPR Rl Saeful Huda, Dirjen Dikti Nizam, Ketua BAN PT, Ari Purbayanto dan lainnya.