Wury menyebutkan, berdasarkan data sektor kerajinan, salah satu sub sektor industri kreatif mampu melakukan ekspor dengan nilai US$719,7 juta pada tahun 2021. Lanjutnya, nilai mengalami kenaikan sebesr 37,27 persen dibandingkan nilai ekspor 2022 yg mencapai US$ 524,3 juta.
“Saya berharap hal ini terus didorong dan terus ditingkatkan terutama dengan meningkatkan potensi kearifan lokal yang sangat kaya sebagai produk-produk yang berdaya saing serta bernilai tambah tinggi,”.
“Untuk itu, Dekransda hendaknya dapat menjadi lokomotif yang juga berperan sebagai pendorong industri kerjianan di daerah agar mampu melakukan ekspor produk kerajinan ke mancanegara,” imbuhnya.
Sementara, Ketua Dekranasda Sulawesi Selatan, Naoemy Octarina dalam kesempatan terpisah berharap Pemerintah daerah bersama Dekranasda bisa secara massif melakukan pendampingan terhadap IKM.
“Mulai dari pembinaan, pemasaran, dan pemberian bantuan modal. Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang menandatangani MoU dengan Dekranasda, diharapkan bisa terjun ke kabupaten kota.” Sebutnya.
Menurut Naoemi, daya saing IKM harus menjadi perhatian bersama. Karena itu, ada beberapa poin yang harus dilaksanakan tahun ini. Antara lain, pelatihan untuk menumbuhkan wirausaha baru, meningkatkan keterampilan para pengrajin, memperbanyak event pameran sebagai ajang pemasaran produk, pemasaran secara online, hingga kemitraan dengan sejumlah pihak terkait.
“Kerjasama atau kemitraan harus digalakkan. Melalui pendampingan, masalah-masalah yang dihadapi IKM bisa dideteksi, untuk dicarikan solusinya,” imbuhnya. (ikbal/fajar)