Tak hanya soal promosi, Ravie juga mengatakan, Gernas BBI mengutus utusannya untuk melakukan pembinaan yang intens dan rutin dalam pengelolaan produk.
Hal itu sangat membantu percepatan produksi usahanya, dari yang sebelumnya membutuhkan waktu bertahun-tahun tetapi sekarang tidak membutuhkan waktu yang relatif lama dan sangat efektif.
Sementara itu soal omzet atau keuntungan, Ravie tidak memberi jawaban pasti. Ia hanya mengatakan, produknya lebih dikenal oleh masyarakat atas bantuan Gernas BBI.
"Penjualan kita tinggi. Tapi kita yang pasti kita diberikan akses digitalisasi yang luas. Kita punya market place di berbagai platform dan mudah diakses oleh pelanggan," jelasnya.
Soal optimisme IKM memenuhi kebutuhan produk lokal, sebagaimana terus didorong Presiden Jokowi, Ravie mengatakan, pihaknya terus membangun komitmen dan meningkatkan kualitas produk.
"Soal siap atau tidak siap, yang pasti kami selalu siap. Soal apakah dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, saya kira IKM itu banyak, tinggal sekarang, bagaimana masing-masing IKM mempertahankan qualitas dan quantitas produknya," tukasnya.
Kalau di Rafin's sendiri kita selalu meningkatkan Quality control di setiap produk. Misal, kalau kita produk sepuluh, ya itu berbeda quality control kalau kita produksi 20 biji," tutupnya.
Diskusi during bertema "BBI Jurus Kunci Bangkitkan Gairah IKM berlangsung selama 2 jam. Hadir sebagai pembicara antara lain, Dirjen Industri Kecil Menengah dan Aneka Kemenperin, Reni Yanita, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemprov Lampung, Ir. Kusnadi, M.Agr.EC dan Pemilik Rafin's Snack, M. Ravie Cahya Ansor.*