FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Pembangunan jalur kereta di Segmen E hingga saat ini masih terhambat pembebasan lahan.
Terbaru, Pemerintah Kota Makassar ikut menjadi salah satu pihak yang memprotes jalur pembangunan rel kereta lantaran merasa tak dilibatkan dalam pembangunan.
Kondisi ini menambah panjang persoalan pembebasan lahan untuk pembangunan di segmen E, Maros-Makassar.
Kepala Balai Kereta Api (KA), Sulsel, Andi Amanna Gappa mengatakan, sikap Pemerintah Kota Makassar terkesan mengulur waktu, Pemkot diminta segera bersikap.
"Kalau pemerintah mau lanjutkan, silahkan tetapkan penloknya, kalau pemerintah daerah tidak mau lanjutkan silahkan saja ditolak," jelasnya.
Hal ini justru membuat daerah lain yaitu Maros tersandera dan berpotensi ikut tidak tergarap pembangunan KA di tengah waktu yang mepet.
"Maros ikut tersandera sampai ke bandara. Kalau saya lihatnya begitu. Kalau Makassar tidak mau lanjutkan yah berhentilah kita, cukup sampai Maros saja. Artinya Maros dia tertahan, jadi kalau saya begitu," ujarnya.
Progres pembangunan KA di Maros diketahui telah mencapai 100 persen untuk lahan dan 93 persen untuk pembayaran, sedangkan di Makassar sendiri yang diketahui akan melewati empat kelurahan itu sama sekali belum tergarap, pun ditentang oleh pemilik lahan dan pemerintahnya sendiri.
Padahal sebagian besar lahan yang dilewati itu kata dia adalah kawasan persawahan.
Menurutnya tidak fair jika untuk pembebasan lahan di Makassar harus memakan banyak waktu dan anggaran, padahal jaraknya hanya sekitar 5-6 km. Sedangkan daerah lain seperti Pangkep dan Maros yang justru Samapi 30 km sudah sepenuhnya rampung.